SELAMAT DATANG DI BLOGGER "SYAINULLAH WAHANA" SEMOGA BERMANFAAT ---(TERIMA KASIH)---

Sabtu, 07 September 2013

SUMBER DAYA DAN NELAYANNYA

SUMBER DAYA TERUMBU KARANG DAN NELAYAN
Oleh : Syainullah Wahana S.Pi

      Nelayan adalah masyarakat yang beraktifitas atau pekerjaannya sering menangkap ikan, biasanya mereka tinggal atau bermukim di sekitar wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Banyak yang sering mengatakan juga bahwa masyarakatnya rata-rata miskin tetapi kenyataannya juga tidak seperti itu. Sedangkan informasi lain yang mengkhawatirkan nelayan yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar pantai saat ini di buat semakin miskin oleh kegiatan penangkapan ikan besar-besaran secara ilegal. Selain itu, di negeri ini juga sedang terjadi perusakan terumbu karang dan pelenyapan hutan rawa yang dengan cepat.

        Berbagai studi ilmiah sering menjelaskan bahwa kerusakan terumbu karang yaitu akibat penangkapan ikan dengan bom (penggunaan ilegal bahan peledak untuk menangkap ikan), penggunaan racun asam, penambangan karang dan polusi, dan pemutihan karang yang disinyalir sebagai akibat meningkatnya suhu air laut dan gejala alam lainnya seperti gempa bumi turut berperan dalam proses perusakan terumbu karang.


       Faktor yang lain yang mendorong terjadinya kerusakan adalah pemintaan pasaran internasional untuk kebutuhan akurium. Hal ini mendorong meningkatnya eksploitasi batuan karang yang tidak berkelanjutan. Berdasarkan laporan World Conservation Monitoring Center, Indonesia menjadi pemasok 41 % batuan karang ke pasaran dunia. Sementara itu, Amerika Serikat menjadi pengimpor setengah dari seluruh produk terumbu karang dunia.   



Kamis, 05 September 2013

Alam Gunung Bawakaraeng


GUNUNG BAWAKARAENG SULAWESI SELATAN

Oleh : Syainullah Wahana (Enal_Clover06@yahoo.com)

Posting Date : 05 September 2013, Perbaharui Posting : 29 September 2013

     Satu lagi potensi Wisata Sulawesi yang sangat diminati oleh kawan-kawan para pecinta alam. Hamparan gunung, bukit, lembah yang mempesona di alam, jalur gunung yang di minati untuk melakukan pendakian. Gunung ini terletak di Sulawesi Selatan yang mempunyai ketinggian 2600 mdpl. Gunung ini sangat terkenal dari para pecinta alam di sulawesi maupun di luar sulawesi bahkan telah di kenal secara global, mereka mendaki untuk memuaskan hasrat di hati hanya untuk melihat keindahan pesona alam yang indah, mereka para pecinta alam sering mengadakan sebuah pendakian 17 an / 17 agustus yang sering kita ketahui yaitu peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia, ada juga yang hanya berwisata dan menikmati ketenangan hidup di alam bebas tanpa ada polusi udara seperti yang selalu kita dapatkan di perkotaan, menenangkan diri sambil berlibur di waktu yang sesaat saja sebelum melaksanakan pekerjaan rutinitas kantornya, dan para mahasiswa pecinta alam yang gemar bepetualang dan bermukin di alam ini menikmati ketenangan hidup di banding di perkotaan yang sering kita dengar desingan suara-suara kendaraan sedangkan di gunung itu hanya terdengar suara gemuru air, burung-burung berkicau, dan masih banyak lagi suara ketenangan di hati para pecinta gunung. Panorama alam yang sangat luar biasa...
     Gunung yang sangat di kenali oleh orang Makassar dan Gowa ini sangat unik. yaitu setiap hari haji, masyarakat yang percaya biasanya beramai-ramai mendaki gunung ini dengan membawa hewan kurban. Mereka menganggap bahwa ketika mereka merayakannya hari raya haji kegiatan di puncak gunung bawakaraeng itu tersebut maka telah menjadi haji yang di beri nama Haji Bawakaraeng, selain itu ada pula masyarakat yang sering mendaki untuk menepati janji bernazar, dengan membawa seekor ayam ke puncak gunung dan melakukan ritual-ritual adat yang mereka pahami.  Namun, para pendaki masyarakat ini biasanya mendaki dengan tidak membawah peralatan yang memadai, yang di bawah seperti para-para pendaki petualang lainnya. Hanya bekal makanan, mungkin karena keterbiasaan mereka mendaki di gunung ini.

    Untuk mencapai jalur untuk naik ke gunung bawakaraeng tersebut maka perjalanan ini di mulai dari kota makassar / Ujung Pandang yang di awali dengan menaiki kendaraan bus, mobil, pete-pete, motor dan kendaraan lainnya, menuju Gowa kemudian malino dan sampailah ke desa lembanna (kaki gunung bawakaraeng) dari desa inilah kita mulai naik gunung hingga mencapai puncak, waktu berkisar 6 - 8 jam.

Minggu, 01 September 2013

RENSTRA Pesisir dan Laut

RENSTRA (Rencana Strategi) Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut
Oleh : Syainullah Wahana S.Pi


          Persoalan yang di hadapi masyarakat pesisir tak pernah kunjung reda dan tak ada habi-habisnya melanda dan melilit kehidupannya.  Mengapa, karena sebagain banyak mereka belum juga bisa beranjak untuk dapat merasakan, menikmati, dan meningkatkan kesejahteraannya melalui optimalisasi sumberdaya pesisir dan laut disekitarnya, bahkan banyaknya masalah yang telah mereka hadapi yaitu seperti meningkatnya degradasi habitat pesisir yang selama ini kita kenal (mangrove, padang lamun, terumbu karang, daerah estuaria, dan habitat pesisir lainnya). kerusakan habitat pesisir itu sebagian besar di akibatkan oleh aktifitas manusia di daratan yang sembraut di tambah lagi aktifitas manusia di pesisir dan laut yang sembrono tanpa berpikir dahulu untuk melakukannya (Penangkapan ikan dengan BOM, BIUS, Alat tangkap yang tidak ramah lingkungan) dan kadang masyarakat pesisir membuang kotorannya (sampah limbah organik dan non organik) itu ke pesisir dan laut kita bersama.

          Hilangnya atau rusaknya habitat pesisir kita tentunya memberikan suatu konsekwensi dimana habis dan punahnya berbagai organisme pesisir dan laut. Kenyataan ini tidak lepas dari kewajiban pemerintah untuk bisa bagaimana lebih berkonsentrasi lagi melihat masalah yang konkrit ini menjadi sebuah pembahuruan kinerja yang nyata dan transparan untuk memperbaiki ekosistem dan masyarakatnya untuk bisa memahami dan lebih mencinta Alam dengan melestarikannya bukan kegiatan masyarakat pesisir yang merusak lagi, sebab ini adalah kewajiban kita semua sebagai khalifah di muka bumi ini (Para pemimpin, calon Pemimpin masa depan, Pemerintah, swasta, masyarakat, stakholder, ummat yang beragama, masyarakat Global dll). 

      Dengan melihat kenyataan ini serta potensi yang begitu besar di Negara kita yang masih kurang perhatian dan Pengelolaan secara menyeluruh, maka sudah seyogyanya mulai saat ini kedepan atau masa yang akan datang (baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang) sangat dibutuhkan akan reorientasi kebijakan dalam Pengelolaan pemanfaatan Sumberdaya pesisir dan laut di daerah Indonesia yang sangat luas ini. Sehingga perlu dan sangat penting kita membuat sebuah RESTRA (Rencana Strategi) yaitu yang merupakan salah satu tahapan kebijakan dalam melaksanakan suatu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut di daerah kita yang benar-benar terarah sebagai acuan dalam Pemberdayaan dan Pengelolaan wilayah yang terkandung banyak kekayaan di dalamnya. Keberadaan RENSTRA ini tidak hanya menjadi panduan satu arah bagi sektor dan daerah (Kota atau Kabupaten dll) tertentu tetapi akan menjadi panduan yang terpadu dari segala komponen yang berkepentingan dan bersentuhan langsung dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya wilayah pesisir dan laut demi kemaslahatan generasi dan yang akan datang