Salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya lokal yang optimal adalah dengan mengembangkan suatu kawasan yang berpotensi menjadi Ekowisata. Dalam hal ini LSM, pemerintah, swasta, dan masyarakat, mahasiswa dapat bersinergi dalam mengupayakan terciptanya suatu kawasan lingkungan yang bisa dijadikan suatu objek pariwisata berwawasan pendidikan lingkungan. Ungkap, salah satu mahasiswi STIP YAPI Bone bernama Irma Amalya dimana setelah memasuki gerbang PPLH Puntondo, tandasnya bahwa perjalanan di tempat wisata alam yang memiliki konsep ekowisata seperti ini, secara tidak langsung menyadarkan kita bahwa begitu pentingnya kecintaan lingkungan dengan kegiatan konservasi pelestarian alam. Berjalan memasuki gerbang sambil senda gurau dengan teman-teman kelompok praktek terpadunya mahasiswa(i) STIP YAPI Bone yaitu Muh. Yunus, Riska Hardianti, Mirnasari, Asrianti, Sarnita, Asriani. Mereka sedang sambil berdiskusi santai mengenai pergeseran konsep kepariwisataan dunia ke model ekowisata yang disebabkan adanya kejenuhan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata buatan. Dimana sebaiknya wisata yang berkelanjutan adalah wisata yang dapat dipandang sebagai suatu langkah untuk mengelola seluruh sumber daya yang secara sosial dan ekonomi dapat direalisasikan dengan melakukan langkah taktis dalam memelihara integritas budaya, proses-proses ekologi dasar, keragaman hayati, dan unsur-unsur pendukung seperti infrastruktur dan jasa lingkungannya dengan tanpa merusak ekosistem yang ada.
Kunjungan Mahasiswa STIP (Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian) YAPI Bone, Program Studi Agrobisnis Perikanan.
Mendapatkan perhatian dan jamuan hangat oleh staff dan ketua PPLH Puntondo yang sekarang dijabat oleh bapak Budi Paranggeni, beliau memberikan materi mengenai pendidikan lingkungan yang begitu lugas, semangat dan mengajak kita bahwa betapa pentingnya melestarikan lingkungan untuk menjaga suatu kestabilan ekosistem yang sudah ada. Ungkapnya, bahwa salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan konservasi suatu kawasan sehingga terciptanya lingkungan yang aman dan asri untuk kehidupan manusia pada masa-masa yang akan datang.
Mendapatkan perhatian dan jamuan hangat oleh staff dan ketua PPLH Puntondo yang sekarang dijabat oleh bapak Budi Paranggeni, beliau memberikan materi mengenai pendidikan lingkungan yang begitu lugas, semangat dan mengajak kita bahwa betapa pentingnya melestarikan lingkungan untuk menjaga suatu kestabilan ekosistem yang sudah ada. Ungkapnya, bahwa salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan konservasi suatu kawasan sehingga terciptanya lingkungan yang aman dan asri untuk kehidupan manusia pada masa-masa yang akan datang.
Kegiatan kunjungan mahasiswa STIP YAPI
Bone ke PPLH Puntondo, Takalar bukan saja untuk datang menghadiri, melihat dan
menikmati suasana keindahan dan keharmonisan alam dengan manusia di kawasan tersebut,
namun mereka sebelumnya telah dibekali oleh beberapa teori-teori di bangku
kuliah yang nantinya mereka bawa ke PPLH Puntondo untuk mengaplikasikan ilmunya
yang telah diajarkan di kampus yaitu melakukan kegiatan praktek lapang terpadu
mahasiswa(i) dengan tema program Konservasi Ekosistem Laut Pesisir Puntondo. Ketua
kampus STIP YAPI Bone Ibu Ir. Andi Besse Dahliana, MP. Dimana dalam sela waktu
yang diberikan oleh panitia Program PPLH Puntondo untuk mengutarakan beberapa kesan
pesan pada saat acara pertama diselenggarakan. Ungkapnya, bahwa sangat berterima
kasih karena mahasiwa(i) STIP YAPI Bone dapat diterima dengan baik oleh pihak
PPLH Puntondo atas kunjungan untuk mengikuti dan kerjasama program pendidikan Konservasi
Ekosistem Laut Pesisir Puntondo, dimana sangat menjanjikan adanya pengetahuan
lebih untuk masa depan bagi mahasiswa(i) STIP YAPI Bone, yang nantinya setelah menyelesaikan
Strata 1 (Satu) pada kampus STIP YAPI Bone. Diharapkan agar mereka bisa
mendapatkan pengalaman berwirausaha dalam bidang Agrobisnis Perikanan dan yang
paling terpenting bisa menjaga lingkungan untuk selalu tetap lestari bagi masa
depan dan keberlanjutan sumberdaya alam kita di Indonesia.
Ada beberapa agenda kegiatan Mahasiswa
STIP YAPI Bone waktu selama 2 hari di PPLH Puntondo, Takalar. Mulai dari
tanggal 18 sampai 19 November 2016, mahasiswa dibekali materi, kegiatan pengamatan,
dan pendataan langsung di lapangan pada kawasan konservasi PPLH Puntondo. Kawasan
PPLH Puntondo memiliki Zona Laut Pesisir yang cukup luas dengan program dan
kegiatan yang disusun secara terpadu dimana mahasiswa(i) diajak secara langsung
mengenal berbagai hal yang berhubungan dengan lingkungan hidup juga sekaligus
dapat menikmati dan menyatu dengan suasana alam pedesaan yang tenang dan damai,
tak jauh dari tepian pesisir pantai terletak
dipesisir Teluk Laikang, tepatnya Dusun Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan
Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
Sejak terbentuknya PPLH Puntondo pada
tanggal 15 Oktober 2001 – Sekarang memberikan dampak positif bagi masyarakat
luas, komunitas para pecinta lingkungan, pelajar dan pendidik untuk bersama
peduli terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi begitu cepat dan
keberadaannya tidak lepas dari peran serta dukungan beberapa pihak terkait. Sebagaimana
visi yang ingin dicapai oleh PPLH Puntondo adalah terwujudnya masyarakat yang
peduli dan sadar terhadap lingkungan hidup untuk mencapai keharmonisan. Sedangkan
misinya adalah menjadi lembaga swadaya masyarakat yang mandiri dan independen,
mendorong dan mengajak masyarakat untuk melestarikan dan meningkatkan kualitas
lingkungan hidup melalui pendidikan. Salah satu mahasiswa STIP YAPI Bone
bernama A. Darmawan, dimana setelah menjalankan program konservasi tersebut mengungkapkan
bahwa lingkup kegiatan yang diusulkan di PPLH Puntondo, Takalar adalah
konservasi sumberdaya pesisir dan laut yang bersifat strategis berdasarkan
potensi dan identifikasi masalah masyarakat serta memiliki roadmap yang jelas yang
menggambarkan partisipasi masyarakat, perguruan yang seperti tinggi STIP YAPI Bone,
pemerintah daerah dan yayasan PPLH puntondo. Harapannya untuk selalu ikut serta dalam mensukseskan program pelestarian dimana kegiatan yang dilakukan
juga menjamin terwujudnya program berkelanjutan.
Beberapa
hasil pengamatan dari beberapa mahasiswa(i) STIP YAPI Bone pada saat praktek
lapang di PPLH Puntondo mendapatkan banyak pelajaran dan pengetahuan dalam
melihat kondisi usaha petani masyarakat Puntondo. Mahasiswa adalah luaran dari
sistem pendidikan nasional yang akan menjadi penggerak bangsa di masa depan. Oleh
karena itu, salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat di ukur dari
kualitas mahasiswanya saat ini. Untuk soft skills mahasiswa dapat dikembangkan
melalui program pendidikan berbasis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat
dengan kemajuan pendidikan lingkungan atau praktek lapang yang diharapkan mampu
menumbuhkan rasa peduli dan berkontribusi kepada masyarakat dengan terbangunnya
mahasiswa kreatif, mandiri, berwirausaha, peduli lingkungan dan sejahtera dalam
hal keberlanjutan sumberdaya alam.
Disampaikan
oleh mahasiswi bernama Widyawati Masyhur yaitu salah satu ketua kelompok praktek
lapang terpadu. Ungkapnya, bahwa sekitar 15.000 hektare pesisir laut di empat
Kecamatan yakni Mangarabombang, Mappakasunggu, Sanrobone dan Galesong Utara
menjadi pusat budidaya komoditas unggulan daerah ini, namun potensi itu baru
5.000 hektare yang diolah nelayan setempat sebagai mata pencaharian dan tumpuan
harapan ekonomi mereka. Awal mula, rumput laut tidak diminati nelayan setempat,
namun setelah mata dagangan tersebut dinilai memiliki nilai ekonomi lebih baik dibandingkan
menjadi nelayan tangkap di laut dalam, maka mereka ramai-ramai
membudidayakannya di pesisir pantai. Setelah mencoba dan ternyata berhasil
serta lebih menjanjikan meningkatkan ekonomi keluarga, maka profesi sebagai
nelayan tangkap secara perlahan mereka tinggalkan dan fokus pada budidaya
rumput laut. Selanjutnya menjelaskan bahwa hasil budidaya rumput laut cukup
lumayan untuk menambahkan pundi-pundi keuangan keluarga, hanya dalam jangka
waktu tiga bulan bibit yang ditanam sudah dapat dipanen, hanya perlu modal
biaya pengadaan peralatan untuk pembibitan. Tandasnya, bahwa Rumput laut jenis
Eucheuma (Lawi-lawi) lebih diminati pembudidaya karena lebih mudah dan bisa
dijual dalam keadaan basah, berbeda dengan jenis Glacilaria ataupun Cotonii
yang umumnya dijual dalam bentuk kering.
PPLH
Puntondo merupakan kawasan yang patut dijadikan sebagai percontohan bukan hanya
sebagai daerah lingkungan hidup tetapi juga sebagai kawasan konservasi. Upaya
konservasi yang PPLH Puntondo lakukan berupa menjaga kelestarian dengan cara
merehabilitasi ekosistem yang dianggap telah rusak dan perlu diperbaiki.
https://lppmstipyapibone.blogspot.co.id/
https://lppmstipyapibone.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar