SELAMAT DATANG DI BLOGGER "SYAINULLAH WAHANA" SEMOGA BERMANFAAT ---(TERIMA KASIH)---

Selasa, 13 Desember 2016

Ekowisata Pendidikan Lingkungan Dan Program Kunjungan Mahasiswa STIP YAPI Bone di PPLH Puntondo, Takalar



Salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya lokal yang optimal adalah dengan mengembangkan suatu kawasan yang berpotensi menjadi Ekowisata. Dalam hal ini LSM, pemerintah, swasta, dan masyarakat, mahasiswa dapat bersinergi dalam mengupayakan terciptanya suatu kawasan lingkungan yang bisa dijadikan suatu objek pariwisata berwawasan pendidikan lingkungan. Ungkap, salah satu mahasiswi STIP YAPI Bone bernama Irma Amalya dimana setelah memasuki gerbang PPLH Puntondo, tandasnya bahwa perjalanan di tempat wisata alam yang memiliki konsep ekowisata seperti ini, secara tidak langsung menyadarkan kita bahwa begitu pentingnya kecintaan lingkungan dengan kegiatan konservasi pelestarian alam. Berjalan memasuki gerbang sambil senda gurau dengan teman-teman kelompok praktek terpadunya mahasiswa(i) STIP YAPI Bone yaitu Muh. Yunus, Riska Hardianti, Mirnasari, Asrianti, Sarnita, Asriani. Mereka sedang sambil berdiskusi santai mengenai pergeseran konsep kepariwisataan dunia ke model ekowisata yang disebabkan adanya kejenuhan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata buatan. Dimana sebaiknya wisata yang berkelanjutan adalah wisata yang dapat dipandang sebagai suatu langkah untuk mengelola seluruh sumber daya yang secara sosial dan ekonomi dapat direalisasikan dengan melakukan langkah taktis dalam memelihara integritas budaya, proses-proses ekologi dasar, keragaman hayati, dan unsur-unsur pendukung seperti infrastruktur dan jasa lingkungannya dengan tanpa merusak ekosistem yang ada.             




Kunjungan Mahasiswa STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian) YAPI Bone, Program Studi Agrobisnis Perikanan.
Mendapatkan perhatian dan jamuan hangat oleh staff dan ketua PPLH Puntondo yang sekarang dijabat oleh bapak Budi Paranggeni, beliau memberikan materi mengenai pendidikan lingkungan yang begitu lugas, semangat dan mengajak kita bahwa betapa pentingnya melestarikan lingkungan untuk menjaga suatu kestabilan ekosistem yang sudah ada. Ungkapnya, bahwa salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan konservasi suatu kawasan sehingga terciptanya lingkungan yang aman dan asri untuk kehidupan manusia pada masa-masa yang akan datang. 




Kegiatan kunjungan mahasiswa STIP YAPI Bone ke PPLH Puntondo, Takalar bukan saja untuk datang menghadiri, melihat dan menikmati suasana keindahan dan keharmonisan alam dengan manusia di kawasan tersebut, namun mereka sebelumnya telah dibekali oleh beberapa teori-teori di bangku kuliah yang nantinya mereka bawa ke PPLH Puntondo untuk mengaplikasikan ilmunya yang telah diajarkan di kampus yaitu melakukan kegiatan praktek lapang terpadu mahasiswa(i) dengan tema program Konservasi Ekosistem Laut Pesisir Puntondo. Ketua kampus STIP YAPI Bone Ibu Ir. Andi Besse Dahliana, MP. Dimana dalam sela waktu yang diberikan oleh panitia Program PPLH Puntondo untuk mengutarakan beberapa kesan pesan pada saat acara pertama diselenggarakan. Ungkapnya, bahwa sangat berterima kasih karena mahasiwa(i) STIP YAPI Bone dapat diterima dengan baik oleh pihak PPLH Puntondo atas kunjungan untuk mengikuti dan kerjasama program pendidikan Konservasi Ekosistem Laut Pesisir Puntondo, dimana sangat menjanjikan adanya pengetahuan lebih untuk masa depan bagi mahasiswa(i) STIP YAPI Bone, yang nantinya setelah menyelesaikan Strata 1 (Satu) pada kampus STIP YAPI Bone. Diharapkan agar mereka bisa mendapatkan pengalaman berwirausaha dalam bidang Agrobisnis Perikanan dan yang paling terpenting bisa menjaga lingkungan untuk selalu tetap lestari bagi masa depan dan keberlanjutan sumberdaya alam kita di Indonesia.    

Ada beberapa agenda kegiatan Mahasiswa STIP YAPI Bone waktu selama 2 hari di PPLH Puntondo, Takalar. Mulai dari tanggal 18 sampai 19 November 2016, mahasiswa dibekali materi, kegiatan pengamatan, dan pendataan langsung di lapangan pada kawasan konservasi PPLH Puntondo. Kawasan PPLH Puntondo memiliki Zona Laut Pesisir yang cukup luas dengan program dan kegiatan yang disusun secara terpadu dimana mahasiswa(i) diajak secara langsung mengenal berbagai hal yang berhubungan dengan lingkungan hidup juga sekaligus dapat menikmati dan menyatu dengan suasana alam pedesaan yang tenang dan damai, tak jauh dari tepian pesisir pantai terletak dipesisir Teluk Laikang, tepatnya Dusun Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. 





Sejak terbentuknya PPLH Puntondo pada tanggal 15 Oktober 2001 – Sekarang memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, komunitas para pecinta lingkungan, pelajar dan pendidik untuk bersama peduli terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi begitu cepat dan keberadaannya tidak lepas dari peran serta dukungan beberapa pihak terkait. Sebagaimana visi yang ingin dicapai oleh PPLH Puntondo adalah terwujudnya masyarakat yang peduli dan sadar terhadap lingkungan hidup untuk mencapai keharmonisan. Sedangkan misinya adalah menjadi lembaga swadaya masyarakat yang mandiri dan independen, mendorong dan mengajak masyarakat untuk melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui pendidikan. Salah satu mahasiswa STIP YAPI Bone bernama A. Darmawan, dimana setelah menjalankan program konservasi tersebut mengungkapkan bahwa lingkup kegiatan yang diusulkan di PPLH Puntondo, Takalar adalah konservasi sumberdaya pesisir dan laut yang bersifat strategis berdasarkan potensi dan identifikasi masalah masyarakat serta memiliki roadmap  yang jelas yang menggambarkan partisipasi masyarakat, perguruan yang seperti tinggi STIP YAPI Bone, pemerintah daerah dan yayasan PPLH puntondo. Harapannya untuk selalu ikut serta dalam mensukseskan program pelestarian dimana kegiatan yang dilakukan juga menjamin terwujudnya program berkelanjutan. 

Beberapa hasil pengamatan dari beberapa mahasiswa(i) STIP YAPI Bone pada saat praktek lapang di PPLH Puntondo mendapatkan banyak pelajaran dan pengetahuan dalam melihat kondisi usaha petani masyarakat Puntondo. Mahasiswa adalah luaran dari sistem pendidikan nasional yang akan menjadi penggerak bangsa di masa depan. Oleh karena itu, salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat di ukur dari kualitas mahasiswanya saat ini. Untuk soft skills mahasiswa dapat dikembangkan melalui program pendidikan berbasis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dengan kemajuan pendidikan lingkungan atau praktek lapang yang diharapkan mampu menumbuhkan rasa peduli dan berkontribusi kepada masyarakat dengan terbangunnya mahasiswa kreatif, mandiri, berwirausaha, peduli lingkungan dan sejahtera dalam hal keberlanjutan sumberdaya alam.

Disampaikan oleh mahasiswi bernama Widyawati Masyhur yaitu salah satu ketua kelompok praktek lapang terpadu. Ungkapnya, bahwa sekitar 15.000 hektare pesisir laut di empat Kecamatan yakni Mangarabombang, Mappakasunggu, Sanrobone dan Galesong Utara menjadi pusat budidaya komoditas unggulan daerah ini, namun potensi itu baru 5.000 hektare yang diolah nelayan setempat sebagai mata pencaharian dan tumpuan harapan ekonomi mereka. Awal mula, rumput laut tidak diminati nelayan setempat, namun setelah mata dagangan tersebut dinilai memiliki nilai ekonomi lebih baik dibandingkan menjadi nelayan tangkap di laut dalam, maka mereka ramai-ramai membudidayakannya di pesisir pantai. Setelah mencoba dan ternyata berhasil serta lebih menjanjikan meningkatkan ekonomi keluarga, maka profesi sebagai nelayan tangkap secara perlahan mereka tinggalkan dan fokus pada budidaya rumput laut. Selanjutnya menjelaskan bahwa hasil budidaya rumput laut cukup lumayan untuk menambahkan pundi-pundi keuangan keluarga, hanya dalam jangka waktu tiga bulan bibit yang ditanam sudah dapat dipanen, hanya perlu modal biaya pengadaan peralatan untuk pembibitan. Tandasnya, bahwa Rumput laut jenis Eucheuma (Lawi-lawi) lebih diminati pembudidaya karena lebih mudah dan bisa dijual dalam keadaan basah, berbeda dengan jenis Glacilaria ataupun Cotonii yang umumnya dijual dalam bentuk kering.

PPLH Puntondo merupakan kawasan yang patut dijadikan sebagai percontohan bukan hanya sebagai daerah lingkungan hidup tetapi juga sebagai kawasan konservasi. Upaya konservasi yang PPLH Puntondo lakukan berupa menjaga kelestarian dengan cara merehabilitasi ekosistem yang dianggap telah rusak dan perlu diperbaiki.  

https://lppmstipyapibone.blogspot.co.id/

Selasa, 23 Agustus 2016

Bangun Teknologi Informasi dan Komunikasi Jangkauan Luas Sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Hidup Kita

Oleh: Syainullah Wahana, S.Pi. M.Si



Di Pagi Hari, Saya sedang belajar memahami akan tujuan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk kemajuan bangsa membangun Indonesia. Kini sebagian besar warga indonesia telah menggunakan berbagai peralatan elektronik yang membantu kita terhubung dengan jaringan internet mendunia dan dapat mengakses siapapun itu yang terkoneksi atau terhubung pada jaringan sosial diseluruh dunia.

Entah begitu, sadarnya kita dengan manfaat atas kemajuan bangsa indonesia sekarang melalui teknologi informasi dan komunikasi. Dulu status, keseharian kita sering dituangkan dalam selembar kertas buku harian yang terbawa terus di dalam tas kita, kini satu genggaman handphone (HP) atau satu perangkat laptop telah bisa menginformasikan status atau kondisi keseharian kita yang dapat terlihat pada jejaring sosial dan ujung – ujungnya adalah bak sebuah tumpukan catatan harian bagi warga internet untuk mencurahkan isi, pemikiran, dan wawasan mereka. Kondisi ini, sayapun sering lakukan untuk mengungkapkan perasaan saya pada hari ini, suatu berita opini juga sering saya share ke warga internet yang dimana saya merasa penting untuk dapat diketahui oleh khalayak umum warga jejaring sosial internet. Bahkan kadang sangat sering dijumpai kisah percinta mereka hingga suasana hiburan serta aktifitas yang mereka lakukan di akhir pekan.

Teknologi informasi dan komunikasi memberikan gaya kualitas hidup bagi masyarakat pecinta peralatan elektronik, khususnya alat komunikasi yang selama ini bagi mereka yang hidup di era smartphone, komputer atau laptop, tablet. Internet adalah cara komunikasi yang mengubah gaya mereka lebih terlihat style dan keren, era teknologi yang begitu maju adalah menjadi bagian penting kehidupan dan keberadaan mereka bahkan tempat makan, berwirausaha dan beribadah merekapun telah diketahui oleh warga internet. 


Gambar. Foto Pribadi Penulis saat Menggunakan Peralatan Komputer di Kantor Lapan Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.


Ketergantungan telekomunikasi tersebut sudah sedemikian rupa sehingga, bila mereka lupa membawanya maka terasa berat sekali menjalankan hidup ini. Seakan kehidupan maya adalah sarapan pagi hingga sampai penutup hari mereka dalam menjalankan aktifitas kesehariannya, terkadang hal itu lebih penting ketimbang, kehidupan nyata yang memerlukan sosialisasi langsung kepada tetangga atau warga sekitar lingkungan mereka. Penting komunikasi sekarang sehingga ketika terkendala oleh kondisi geografis dimana antara yang satu dengan lainnya terpisah lautan dan gunung tinggi begitu, terasa sekali jaringan lelet itu atau suara yang terputus terkadang, kita merasa tidak semangat untuk berkomunikasi dan itu penulis rasakan pada saat penulis berada di Pulau Buru, Maluku. Akses jaringan komunikasi yang terputus – putus sehingga terkadang kami mencari jaringan itu dengan menggunakan kendaraan bermotor yang jaraknya agak begitu jauh dari tempat tinggal.     



Namun, diakhir tulisan saya ini memberikan sebuah masukan atau saran bahwa teknologi dalam era ini memang begitu sangat penting dan sangat berguna untuk selalu ada dalam keseharian kita, memudahkan kita untuk dapat terhubung antara satu sama lain, ini juga sebagai kemajuan kita untuk lebih produktif dan kreatif, menikmati segala siklus hidup, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Akan tetapi sangat perlu kita menyadari ini yang pada akhirnya, segalanya itu hanyalah sarana untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Jangan sampai menjadi sebuah pelarian dari kehidupan nyata. Begitu penting, harus kita pahami bersama bahwa teknologi mestinya tidak sesering mungkin sebagai pengendali kehidupan kita di era masa modern ini. Selalulah bijak menjalankan aktifitas anda, mungkin kita dapat seimbangan diri kita antara dunia maya dan dunia nyata, agar kelak dunia nyata tidak banyak terselisihkan dan dunia maya tidak banyak mengabiskan waktu anda dalam kehidupan keseharian.      

Kamis, 14 Juli 2016

AgFor Bekerja Sama dengan Yayasan BaKTI Mengadakan Kegiatan Bengkel Komunikasi 'Saya Jurnalis Warga!'

Oleh: Syainullah Wahana, S.Pi. M.Si



Seruan informasi dari BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) dalam Program AgFor Sulawesi Bekerja sama dengan Yayasan BaKTI mengadakan kegiatan pada tangga 19 – 20 Juli 2016 bertema Bengkel Komunikasi 'Saya Jurnalis Warga!' untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan kampanye melalui sosial media terutama bagi para praktisi Komunikasi Pembangunan



Sumber Gambar: Media BaKTI



Saya sangat tertarik dengan informasi ini karena saya sangat menyukai pekerjaan menulis, berharap banyak belajar dari kegiatan jurnalistik untuk mengekspresikan kata – kata yang bermanfaat bagi pembaca. Keseringan dalam menulis membuat saya terus berpikir dan banyak belajar memahami kata sedikit demi sedikit, serta membuat seorang pembaca tidak bosan atau berhenti membaca dalam memahami rangkaian kata – kata yang saya tulis. Perjalanan disetiap kehidupan yang saya lalui dalam setiap hari seringkali saya menuangkannya dalam bentuk selembaran kertas buku tulis ataupun Medsos (Media sosial) yang kini semakin berkembang hingga masa modern saat ini. Ada beberapa Medsos yang dimana sebagai wadah saya selalu menuangkan pengalaman hidup dalam bentuk tulisan, boleh dikata sudah sangat sering digunakan oleh para jurnalistik atau warga umum yang rajin menulis, seperti Kompasiana dan Blogger. Adapun kisah  perjalanan saya atau aktifitas sehari – hari, sering terbiasa mengupdate pada Medsos Facebook, Instagram, Google+, Youtube, Twitter, serta linkedin.

Saya berharap menggunakan Medsos tersebut dapat memberikan semangat jurnalistik terhadap warga yang membaca tulisan pada Medsos saya, mungkin dengan update-an tulisan kata – kata atau foto aktifitas saya selalu memberikan hal positif atau wawasan baru kepada teman Medsos dunia maya dalam menulis. Keseriusan saya untuk mengikuti kegiatan AgFor Sulawesi bekerja sama dengan BaKTI mengadakan Bengkel Komunikasi ‘Saya Jurnalis Warga!’ yaitu berniat, jika memang nantinya diikutsertakan pada kegiatan tersebut maka saya berharap dapat diberikan banyak pelajaran berharga, khususnya dalam dunia jurnalistik. Semoga dengan kegiatan tersebut membuat tulisan lebih terarah lagi dan terstruktur dengan baik, serta dapat disenangi atau tidak membosankan untuk dibaca hingga hasil akhir tulisan.  Saya sadar terdapat banyak kekurangan dari tulisan saya dan menganggap menulis itu sebenarnya gampang bagi orang yang sudah terbiasa namun bagi orang baru atau pemula seperti saya, merasakan bahwa masih banyak kesulitan – kesulitan yang saya sering dapatkan pada saat ingin menuangkan pemikiran pengalaman saya dalam bentuk tulisan sehingga memang butuh banyak kegiatan pelatihan jurnalistik yang harus diikuti.