Berita kunjungan telah
diinformasikan sebelumnya di “Blog Kompasiana”, serangkaian acara akan diadakan,
tidak ingin melewatinya para “Kompasianer Sulawesi selatan” bersegerah melakukan
registrasi kunjungan acara “Festival Pasar Rakyat” di Pasar Lambocca, Bantaeng
pada hari Senin, 27 April 2015. Para kompasianer barengan bersama Kevin
Anandhika Legionardo (Kompasiana Content dan Community Officer) dan Dieki
Setiawan (Marcomm Executive Kompasiana) dengan
dari beberapa “Kompasianer yang berada di Makassar”, ada juga yang sudah
menetap berada di Bantaeng, seakan menunggu kedatangan teman kompasianer untuk
NguBar (Ngumpul Bareng) dan NgoBar (Ngopi Bareng) bersama setelah acara festival.
Dini hari Pukul 03.00 wita, penulis dan rekan lainnya sebagai tim “Kompasianer
Sulawei Selatan” beserta Tim Kompasiana dari Jakarta” berangkat menuju Bantaeng
dari bandara Hasanuddin Makassar dengan mobil mini bus yang telah disiapkan
oleh tim kompasiana sebelumnya.
Senin pagi yang cerah 27 April
2015, disambut dengan suara gemuru pantai yang akan terlihat pemandangan laut
dari jalan poros Makassar – bantaeng yang kami lalui, lingkungan bersih dan
udara angin segar terasa dari jendela mobil kami, masyarakat bantaeng yang
sibuk dengan berbagai aktifitas mereka di halaman rumah mereka masing-masing, mereka
seakan ingin menyelesaikan semuanya sesegera mungkin dan bersegera menuju pasar
Lambocca. Pasar ini tidak seperti pasar yang biasa kami lihat di berbagai pasar
yang penuh dengan sampah yang berserakan di lingkungan pasar, ketidakteraturan
tempat jualan, kotor, dan aroma bau yang tak sedap menyengat, sehingga membuat
kita makin tidak tertarik ke pasar tradisional tersebut.
Sangat berbeda sekali dari beberapa
pasar tradisional yang penulis telah kunjungi sebelum – sebelumnya di wilayah
Sulawesi Selatan, suasana pasar rakyat tradisonal modern tersebut yaitu di pasar
tradisional Lambocca Kabupaten Bantaeng ini. Begitu meriahnya pasar di pagi
hari itu, sehingga masyarakat sangat yakin berbelanja tanpa ragu, hari itu
adalah hari dimana masyarakat pasar akan mendapat kunjungan dari pimpinan
pemerintah daerahnya yaitu sebuah sosok pemimpin yang dikagumi masyarakat
bantaeng dan sekitarnya, mereka mengakui kerja kerasnya dalam membangun
Kabupaten Bantaeng ini, diawal masa kepemimpinannya hingga sekarang. Semua bersama
– sama memeriahkan acara festival pasar rakyat, berbelanja perlengkapan kebutuhan
sehari – sehari masyarakat, belanja bahan makanan, ada juga berbagai kemeriahan
warga bantaeng yang mengikuti perlombaan meriah di selah-selah acara yang memperlihatkan
salah satu program percontohan pasar tradisional di Indonesia, SEJAHTERA itu
singkatan dari Sehat, Bersih, Hijau, dan Terawat. Merupakan Program kegiatan
dari “Yayasan Danamon Peduli” didukung dengan kerjasama “Pemerintah Daerah
Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan” yang mencanangkan sebuah perubahan pasar tradisional
menjadi modern dan tak merubah makna dari kata pasar tradisional tersebut. Gerakan
bersih, sehat, hijau lestari, dan terawat adalah sebuah kegiatan yang patut dicontohi
dari beberapa wilayah, memberikan penghargaan bagi setiap daerah yang ingin
memulai dengan konsep serupa.
Tim Kompasianer Sulawesi Selatan dari
awal sampai ke lokasi pasar Lambocca Bantaeng, mengikuti seluruh rangkaian
acara festival dan melihat itu sebagai kegiatan yang berbeda dari
kesehariannya. Sebagai penulis, patut kita sadari bahwa sebuah publikasi yang
seperti ini sangat baik untuk disebarluaskan dalam media sosial dan dapat dilihat
sebagai contoh program terbaik bagi masyarakat daerah dan ini menjadi
pengalaman tersendiri bagi penulis, juga bagi seluruh Kompasianer Indonesia, dapat
menceritakan pengalaman akan keunggulan wilayah daerahnya masing – masing dalam
berbagai aktifitas menciptakan suasana meriah dari pasar tradisional mereka.
Bersama yayasan Danamon Peduli yang di wakili oleh ibu Restu Pratiwi (Ketua dan
Direktur Eksekutif Yayasan Danamon
Peduli) dan dilanjutkan dengan sambutan dari bapak Dalman Mangiri (Regional
Corporate Officer Danamon untuk Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua) turut
senang dan mendukung secara penuh acara ini. Program – program Yayasan Danamon
Peduli bertujuan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat
langsung pada masyarakat dan melibatkan relawan dari lingkungan keluarga besar
Danamon. Dengan melaksanakan Program Pasar SEJAHTERA dari Yayasan Peduli
Danamon ini, maka masyarakat bisa bekerja maksimal dengan melakukan aktifitas
bersih – bersih terlebih dahulu disekitaran lingkungan pasar sebelum pedagang
menjajahkan barang dagangan mereka atau aktifitas jual beli yang akan
berlangsung. Bersama Pemerintah Daerah, Yayasan Peduli Danamon dan pihak –
pihak terkait yang mendukung kelancaran kegiatan ini yakni mengadakan berbagai
lomba-lomba, seperti lomba memasak antar pedagang, melukis tong sampah untuk
pelajar sebagai generasi pelanjut akan cinta lingkungan dan dapat menjaga kelestarian
lingkungan, acara panggung hiburan rakyat dari arah gerbang pintu depan masuknya
pasar dan bazar dari usaha kelompok masyarakat lokal bantaeng, diikuti dengan
acara lainnya yang juga tak kalah memeriahkan pasar tradisional lambocca di
pagi hari itu, seorang chef terkenal hadir dan berbaur keliling melihat tim
lomba masak antar pedagang, juga memperlihatkan keunggulannya memasak sajian
makanan di depan seluruh masyarakat, bersama pemerhati kuliner lainnya,
terlihat juga bapak Arief Parikesit (Relawan Setia Pasar Rakyat) yang berbaur
dengan masyarakat.
Selanjutnya, penulis mencoba
mengingat kembali dan memahami arah pembicaran ibu Dr. Ekowati Rahajeng SKM,
M.Kes (perwakilan dari Kementerian Kesehatan) yang juga telah memberikan
sambutan kepada warga pasar di festival pasar rakyat lambocca, dari beberapa kunjungannya
di acara Festival Pasar Rakyat Tradisional, mengungkapkan kesenangannya
berkeliling di pasar – pasar tradisional dan kini di Bantaeng, dia melihat dari
beberapa masyarakat lokal mengabdikan dirinya sebagai petugas relawan
kebersihan pasar lambocca, maka dengan itu pasar tersebut dapat terlihat bersih
dan sehat setiap hari. Ketertarikan pasar ini makin lebih terlihat pada saat
ibu Dr. ekowati meresmikan bagian “Los Basah” pasar lambocca yang disaksikan
oleh bapak Bupati Bantaeng, bersama kelompok masyarakat yang datang untuk
menghadiri acara peresmian ini yang terlihat begitu rapih tata letak tempat
berjualan ikan dan terlihat kebersihan pasar bagian los basah tersebut. Nampak,
tak ada air bekas pencucian ikan dan daging basah lainnya yang tertinggal di
saluran pembuangan dan di lantai pasar yang tetap bersih tidak terlihat becek
dan kotor, hal yang unik juga menarik perhatian penulis yaitu tidak ada air
yang tertinggal di sekitaran lorong – lorong pasar akibat guyuran air atau
hujan karena di setiap pinggiran setapak lorong pasar telah dibuatkan
lubang-lubang biopori. Dalam Program
“Hijau” biopori berfungsi mengurai
genangan air akibat rembesan hujan dan membuat persediaan air di dalam tanah di
saat musim kemarau panjang. Terdapat bangunan klinik sarana kesehatan di dalam
pasar yang menjadikan pasar ini berbeda dari pasar lainnya, di sudut bangunan
terdapat toilet yang bersih dan di jaga oleh petugas kebersihan pasar yang
ramah senyum dan dapat menjamin kebersihan toilet pasar. Di ujung sudut kiri
dari arah pintu masuk bagian pasar terdapat tong sampah besar yang agak
berjauhan dari tempat jualan, sehingga tidak tercium bau aroma sampah pasar
tersebut, sedangkan di ujung sudut kanan dari arah pintu masuk bagian pasar
terbangun Masjid yang cukup luas untuk bagi warga islam bantaeng melaksanakan
ibadah sholat 5 waktu dalam sehari.
Tidak jauh dari jarak atas panggung
di dalam bangunan tengah keramaian pasar. Penulis hadir sebagai komunitas blogger dan teman lainnya yang begitu
aktif sebagai penulis di media sosial Kompasiana turut berpartisipasi, duduk
bersama dengan seluruh kelompok masyarakat bantaeng dan juga tim kreatif yang
telah hadir di acara ini, secara rapi dan teratur di dalam tenda teduh, di bawah
pepohonan rindang. Bersama mendengarkan bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin
Abdullah, M.Agr (Bupati Bantaeng) berbicara mengenai perkembangan bisnis
kreatif masyarakat di Kabupaten Bantaeng yang ditemani seorang pekerja senior
kreatif Indonesia bapak Handoko Hendroyono yang baru saja meliris sebuah film
layar lebar sebagai produser berjudul “Filosofi Kopi” ini juga turut hadir
memeriahkan acara festival pasar rakyat, untuk menggali potensi kopi lokal
Bantaeng yang menurut masyarakat lokal memiliki ciri khas tersendiri.
Kesan penulis dari jelajah pasar
tradisional tersebut, dengan para kompasianer ini sangat menarik. Jika kegiatan
ini terus diperhatikan maka pemerintah, pedagang dan masyarakat baik kelas atas
dan bawah akan terus berbaur dalam pasar tradisional ini, acara juga akan
menciptakan suasana aman, sehat dan lestari. Kini masyarakat yakin bahwa tidak
ada sekat – sekat lagi diantara sesama mereka, jalinan silaturahmi dan
persudaraan makin dekat antar sesame, kelompok masyarakat dan dapat menciptakan
lingkungan yang hijau dan bersih. Bisa jadi kegiatan seperti ini akan menjadi
contoh dalam gerakan pemersatu bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
lokal.
Begitu meriahnya acara hingga akhir
acara festival ini, kemitraan juga terjalin di festival pasar rakyat dengan
bergabungnya media social Kompasiana, serta beberapa perusahaan industri
seperti Kecap Bango, Kelana Rasa, Pulpen PILOT dan MP Pro. Penulis berharap
kegiatan ini diperhatikan sebagai kegiatan rutin masyarakat khususnya bagi
warga bantaeng, menarik dan mengajak kalangan lainnya untuk membuat acara di
festival pasar rakyat selanjutnya yang lebih meriah lagi kedepannya.
Sumber: Ambae "Pertama dari Sebelah Kiri (Kompasianer SulSel) di Kantor Bupati Bantaeng.
Beberapa Kompasianer Sulawesi Selatan yang berada di kerumunan warga bantaeng, duduk sedang mengamati acara Festival Pasar Rakyat Lambocca Bantaeng
Sumber: Ambae (Kompasianer SulSel) di Kantor Bupati Bantaeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar